Jumat, 31 Oktober 2014

Artist Talk Lovehatelove & Setsu/ Viavia Jogjakarta 28 Oktober 2014


Sore itu diskusi yang dilakukan di Viavia sebenarnya tidak begitu memuaskan. pertama, ketika harus menjabarkan poin-poinnya adalah, saat Rolly dari Lovehatelove tidak dapat membagi data pribadinya, terhadap segala bentuk proses yang dia telah lakukan selama ini. Jelas ini hal yang tepat secara Rolly bisa dibilang sudah cukup lama ditunggu untuk sebuah presentasi akan konsep aksi street art nya. Presentasi itu dimulai dengan perkenalan Setsu akan nama dan figur burung kecil yang dia gunakan selalu dalam muralnya. Hal menarik ada pada latar belakang nama yang menjadi labelnya kini. Ternayat Setsu dilahirkan dari ketidak-sengajaan, dari sebuah pengucapan kesalahan nama, ya saya sebut kekeliruan pengucapan. Tapi bisa jadi Setsu merasa hoki dengan kekeliruan tersebut yang akhirnya dia pakai hingga sekarang. Pertanyaan dimulai dari Medialegal. Dia mungkin penasaran dengan sistem kerja Setsu terhadap figur juga objeknya. Setsu sangat polos menceritakan semuanya. Dari pencarian tempat hingga curcol nya tentang perasaan yang sering dia gambarkan dijalanan. Jelas dengan gaya Setsu. saat menuju pada sesi Rolly, emang agak terbata Rolly bercerita tentang dirinya juga Lovehatelove. Rolly sudah jaga-jaga dengan jujur bahwa dia enggak bawa data pribadi, sayang..padahal aksinya dan hibernasinya dia di Jogja (maksudnya berangkat ke Berlin) jelas musti dibagikan dong. Apa-apa saja temuannya..itu penting sekali. Dan siapa tahu ada konsep provokasi lain yang tercipta dari oleh-olehnya di Berlin. Rolly menjelaskan perubahannya yang sekarang masuk pada typography. Penasara, apa ada studi literatur terhadap bentuk font nya atau hanya mencomot dari beberapa bentuk font yang sudah tercipta, toh kalau jeli, Rolly sudah memasukan gaya font nya kedalam figur kepala-kepala nya itu..maksudnya masih sebatas sebagai aksen estetik yang menghias saja. ..bersambung..